Kamis, 02 September 2010

Kesepian di tengah Keramaian...

Seperti yang kita ketahui, setiap sesuatu biasanya di dahului dengan penyebab, bahkan kadang banyak penyebab, begitupun dengan kesepian. Sebagian orang mungkin tidak mengetahui apa penyebab dari rasa kesepian tersebut.  Merasa kesepian, padahal mereka sendiri berada di tengah-tengah keramaian. Terkadang pula, ingin sekali melakukan segala sesuatu sendiri, tak ingin merepotkan orang lain. 


Sebenarnya, rasa keterasingan, kesunyian ditengah keramaian, merasa kesepian dalam kesendirian akan terkikis secara emosional apabila kita memiliki hubungan yang hangat dengan Allah, Yang Maha Kasih. Ketiadaan hubungan kepada yang Maha Kasih inilah yang menimpa banyak orang sehingga begitu mudahnya terseret pada situasi putus asa bahkan sampai bunuh diri. Hal ini menunjukkan betapa dangkal dan lemahnya iman seseorang dalam menghayati hidup.


Dalam pandangan Islam, mereka telah terperosok dalam 'pinggiran' dimensi spiritual yang mampu menangkap dan merasakan kehadiran Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam dirinya, namun tidak bisa berfungsi. Hatinya telah tertutupi oleh nafsu bagi masuknya cahaya dan kasih sayang Allah sehingga mereka juga kehilangan kasih sayang yang ada pada dirinya.

Perasaan kesepian tersebut dapat juga bersumber dari hilangnya makna hidup, "The Meaning of Life." Secara fitri, manusia memiliki kebutuhan akan makna hidup. Makna hidup dimiliki oleh seseorang manakala ia memiliki kejujuran dan merasa hidupnya dibutuhkan oleh orang lain dan merasa mampu dan telah mengerjakan sesuatu yang bermakna untuk orang lain.

Selain itu, perasaan sepi itu bisa muncul karena merasa hidup tak bermakna, dan hubungan dengan manusia lain terasa hambar karena ketiadaan ketulusan hati. Kesepian yang berkepanjangan, dapat menyebabkan manusia  menderita gangguan kejiwaan berupa kebosanan, bosan kepada kepura-puraan, bosan kepada kepalsuan, tetapi ia tidak tahu harus melakukan apa untuk menghilangkan kebosanan itu.

Banyak cara untuk mengatasi rasa kesepian tersebut, kesepian di tengah keramaian. Diantaranya adalah sebagai berikut :

- Allah SWT telah menjawabnya dalam Al Qur’an surah Ar Ra’d ayat 28 yang artinya : “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram”. 
Menurut ayat tersebut, solusinya adalah zikrullah (mengingat Allah SWT). 
Zikir ada tiga, zikir hati yakni dengan mengingat Allah dan berbagai nikmat-Nya, zikir lisan yakni dengan banyak menyebut/memuji Allah SWT (ucapan yang lazim adalah : Subhannallah, Alhamdulillah, Laa ilaha illa Llah, Allahu Akbar), dan zikir amal, yakni dengan melakukan apa yang diperintahkan-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Niscaya dengan zikir kepada Allah pada tiga jenis zikir tersebut, hati kita tidak pernah lagi merasa kesepian (tenang).

- Ingatkan diri kita tentang bakat yang membuat kita bangga pada diri sendiri.

- Laksanakan kegiatan yang selama ini kita dambakan. Pandai dalam suatu bidang akan membangkitkan rasa percaya diri.

- Jangan membandingkan diri sendiri dengan orang lain.

- Bergabung dengan grup yang punya minat yang sama.

- Sibukkan diri dengan pekerjaan sukarela. Dengan kegiatan ini, kita akan lebih memikirkan apa yang bisa kitaberikan kepada orang lain, daripada memikirkan apa yang bisa kita dapatkan dari orang lain.

- Jangan terlalu kritis terhadap orang lain. Jika kita mengharap bertemu dengan orang yang sempurna, kita akan menunggu selamanya.

- Selalu tersenyum, karena senyum itu sendiri merupakan ibadah.

Allah si pencipta manusia, tentu lebih tahu bagaimana cara membuat kita tenang daripada diri kita sendiri.  Mengatasi rasa sepi bukan tergantung pada apa yang ada di luar kita, tapi pada apa yang ada di dalam hati/perasaan kita. Perasaan kita yang harus dikelola dengan zikir kepada Allah SWT. Itulah satu-satunya jawaban jika hati kita ingin tenang dan terhindar dari rasa kesepian, sebagaimana yang tertera dalam Al Qur’an Surah 13 ayat 28 di atas.

Jadi, jika kita ingin terhindar rasa sepi, dekatilah Allah yang memiliki hati kita. Bermesraanlah dengan Allah dan nikmati kebersamaan kita dengan Allah dengan banyak berzikir. Sifat pemalu atau tidak pemalu,  banyak atau sedikitnya teman, menikah atau tidak menikah, bukan faktor utama seseorang terhindar dari rasa kesepian.  Semoga hati kita selalu mendapat "Nur", cahaya dari Allah, sehingga jauh dari rasa kesepian dalam hidup ini. Amin.

Menunggu Harap...

Garis senja tergambar kejinggaan di ufuk barat, sebentar gelap menjelang, mengakhiri hadirnya siang,
seperti dirimu yang ada lalu tiada.malu aku pada rembulan merah, karena masih kutunggumu,
diujung malam, di ufuk timur, di batas malam dan siang, mengharap mentari membawamu kembali.
Lalu pada siapa ku tautkan rasa, padahal hatiku telah kau curi. kau bawa lari ke ujung pandangan, ke seberang lautan, ke padang ilalang, ke sungai yang mengalir, kemanapun kau pergi…………
ku takut hatiku tercecer di perjalanan hidup. masih kutunggumu di fajar menyingsing, mengharap sebuah pertemuan, walau  cinta tak lagi utuh, rindu tak lagi membiru, dan rasa menjadi biasa. tetap kutunggumu, tetap meyakinimu, menunggu harap menjelma nyata……

Arti Hidup !!




Bagai katak di ujung tanduk. Itu adalah keadaanku sekarang. Berjuta pikiran melayang dalam angan tanpa bayang. Antara racun, obat, caci maki, dan duri-duri tajam yang menyerang. Entah kapan ini akan berakhir. Atau akankah memang bisa berakhir. Tapi mungkin saja akan segera berakhir jika aku mengakhirinya sekarang. Haruskah ada strategi utama dan paling berbahaya? Sungguh, hari panjang yang melelahkan. Aku harus memutuskan satu hal yang akan merubah seluruh kehidupan. Hari ini ulang tahunku ke-13. Tapi siapa peduli. Jangankan kado, ucapan selamat saja tertutup rapat dari mulut orang-orang yang mengenalku. Bukan hal aneh bila itu terjadi. Mana ada orang dengan ikhlas memberikan hadiah, meski sebenarnya sangat kuharapakan, begitu saja melemparkannya ke arahku. ”Anak Yatim  tak pantas mendapatkannya ”, bisa jadi mereka akan mengatakan itu.......

Katanya.......

Tolong berikan sisa senyummu itu, jangan lagi kau sembunyikan di balik butiran air mata. kan kujadikan kenangan  sebelum jarak dan waktu menjadi penghalang. (katanya bukan perpisahan yang harus ditangisi, tapi pertemuanlah yang di sesali)
ini catatan kecil tentang perpisahan, tak perlu ada sedu atau sedan. ini resiko ketika kau memilih dicintai dan mencintai. (katanya konsekuensi cinta adalah sedih atau bahagia)
ini coretan akhir, bukan puisi. tak bermaksud membuai-mu dengan kata, yang akan membuatmu ikhlas tapi tak rela. (katanya ikhlas tapi  yang pergi tetap dirindu)
jadi, izinkan saja aku pergi. mencari butiran embun di awan hitam, atau mengejar-ngejar merpati yang terbang tinggi. (katanya merpati tak pernah ingkar janji)
atau kalau kau sangsi, sudahi saja percintaan yang lama kita jalin. karena bukan kita yang memilih cinta, kita-lah yang dipilihnya. (katanya cinta hadir dan pergi tak perlu di undang)
ah,… aku memilih untuk tidak berkata tentang cinta. aku akan nikmati saja rasa cinta.
Kalaupun air mata ini mengalir lagi..
Bukan karena rasa sayang dan cinta yg masih berbaki..
Tetapi karena sedih memikirkan perihal diri..
Di buang ke tepi bagai tiada harga diri.
Juga tanpa rasa simpati..
Di buat sesuka hati tanpa sadar kesalahan diri.
Tidak pernah dihargai malah disakiti berkali-kali..
Hina sangat rasanya diri ini..
Ya Allah, sucikanlah hatiku ini..
Hapuskanlah segala kedukaan yg melingkari..
Kuatkan lah hati ini..
Tabahkanlah jiwa ini..
Janganlah Kau biarkan hambaMu ini..
Terombang ambing tanpa menginsafi kesalahan diri..
Suburkanlah keimanan dalam diri ini..
Bimbinglah ku ke jalan yang Kau ridhai..
Moga segala pengalaman menjadi panduan perjalananku ini.......