Kamis, 02 September 2010

Kesepian di tengah Keramaian...

Seperti yang kita ketahui, setiap sesuatu biasanya di dahului dengan penyebab, bahkan kadang banyak penyebab, begitupun dengan kesepian. Sebagian orang mungkin tidak mengetahui apa penyebab dari rasa kesepian tersebut.  Merasa kesepian, padahal mereka sendiri berada di tengah-tengah keramaian. Terkadang pula, ingin sekali melakukan segala sesuatu sendiri, tak ingin merepotkan orang lain. 


Sebenarnya, rasa keterasingan, kesunyian ditengah keramaian, merasa kesepian dalam kesendirian akan terkikis secara emosional apabila kita memiliki hubungan yang hangat dengan Allah, Yang Maha Kasih. Ketiadaan hubungan kepada yang Maha Kasih inilah yang menimpa banyak orang sehingga begitu mudahnya terseret pada situasi putus asa bahkan sampai bunuh diri. Hal ini menunjukkan betapa dangkal dan lemahnya iman seseorang dalam menghayati hidup.


Dalam pandangan Islam, mereka telah terperosok dalam 'pinggiran' dimensi spiritual yang mampu menangkap dan merasakan kehadiran Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam dirinya, namun tidak bisa berfungsi. Hatinya telah tertutupi oleh nafsu bagi masuknya cahaya dan kasih sayang Allah sehingga mereka juga kehilangan kasih sayang yang ada pada dirinya.

Perasaan kesepian tersebut dapat juga bersumber dari hilangnya makna hidup, "The Meaning of Life." Secara fitri, manusia memiliki kebutuhan akan makna hidup. Makna hidup dimiliki oleh seseorang manakala ia memiliki kejujuran dan merasa hidupnya dibutuhkan oleh orang lain dan merasa mampu dan telah mengerjakan sesuatu yang bermakna untuk orang lain.

Selain itu, perasaan sepi itu bisa muncul karena merasa hidup tak bermakna, dan hubungan dengan manusia lain terasa hambar karena ketiadaan ketulusan hati. Kesepian yang berkepanjangan, dapat menyebabkan manusia  menderita gangguan kejiwaan berupa kebosanan, bosan kepada kepura-puraan, bosan kepada kepalsuan, tetapi ia tidak tahu harus melakukan apa untuk menghilangkan kebosanan itu.

Banyak cara untuk mengatasi rasa kesepian tersebut, kesepian di tengah keramaian. Diantaranya adalah sebagai berikut :

- Allah SWT telah menjawabnya dalam Al Qur’an surah Ar Ra’d ayat 28 yang artinya : “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram”. 
Menurut ayat tersebut, solusinya adalah zikrullah (mengingat Allah SWT). 
Zikir ada tiga, zikir hati yakni dengan mengingat Allah dan berbagai nikmat-Nya, zikir lisan yakni dengan banyak menyebut/memuji Allah SWT (ucapan yang lazim adalah : Subhannallah, Alhamdulillah, Laa ilaha illa Llah, Allahu Akbar), dan zikir amal, yakni dengan melakukan apa yang diperintahkan-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Niscaya dengan zikir kepada Allah pada tiga jenis zikir tersebut, hati kita tidak pernah lagi merasa kesepian (tenang).

- Ingatkan diri kita tentang bakat yang membuat kita bangga pada diri sendiri.

- Laksanakan kegiatan yang selama ini kita dambakan. Pandai dalam suatu bidang akan membangkitkan rasa percaya diri.

- Jangan membandingkan diri sendiri dengan orang lain.

- Bergabung dengan grup yang punya minat yang sama.

- Sibukkan diri dengan pekerjaan sukarela. Dengan kegiatan ini, kita akan lebih memikirkan apa yang bisa kitaberikan kepada orang lain, daripada memikirkan apa yang bisa kita dapatkan dari orang lain.

- Jangan terlalu kritis terhadap orang lain. Jika kita mengharap bertemu dengan orang yang sempurna, kita akan menunggu selamanya.

- Selalu tersenyum, karena senyum itu sendiri merupakan ibadah.

Allah si pencipta manusia, tentu lebih tahu bagaimana cara membuat kita tenang daripada diri kita sendiri.  Mengatasi rasa sepi bukan tergantung pada apa yang ada di luar kita, tapi pada apa yang ada di dalam hati/perasaan kita. Perasaan kita yang harus dikelola dengan zikir kepada Allah SWT. Itulah satu-satunya jawaban jika hati kita ingin tenang dan terhindar dari rasa kesepian, sebagaimana yang tertera dalam Al Qur’an Surah 13 ayat 28 di atas.

Jadi, jika kita ingin terhindar rasa sepi, dekatilah Allah yang memiliki hati kita. Bermesraanlah dengan Allah dan nikmati kebersamaan kita dengan Allah dengan banyak berzikir. Sifat pemalu atau tidak pemalu,  banyak atau sedikitnya teman, menikah atau tidak menikah, bukan faktor utama seseorang terhindar dari rasa kesepian.  Semoga hati kita selalu mendapat "Nur", cahaya dari Allah, sehingga jauh dari rasa kesepian dalam hidup ini. Amin.

Menunggu Harap...

Garis senja tergambar kejinggaan di ufuk barat, sebentar gelap menjelang, mengakhiri hadirnya siang,
seperti dirimu yang ada lalu tiada.malu aku pada rembulan merah, karena masih kutunggumu,
diujung malam, di ufuk timur, di batas malam dan siang, mengharap mentari membawamu kembali.
Lalu pada siapa ku tautkan rasa, padahal hatiku telah kau curi. kau bawa lari ke ujung pandangan, ke seberang lautan, ke padang ilalang, ke sungai yang mengalir, kemanapun kau pergi…………
ku takut hatiku tercecer di perjalanan hidup. masih kutunggumu di fajar menyingsing, mengharap sebuah pertemuan, walau  cinta tak lagi utuh, rindu tak lagi membiru, dan rasa menjadi biasa. tetap kutunggumu, tetap meyakinimu, menunggu harap menjelma nyata……

Arti Hidup !!




Bagai katak di ujung tanduk. Itu adalah keadaanku sekarang. Berjuta pikiran melayang dalam angan tanpa bayang. Antara racun, obat, caci maki, dan duri-duri tajam yang menyerang. Entah kapan ini akan berakhir. Atau akankah memang bisa berakhir. Tapi mungkin saja akan segera berakhir jika aku mengakhirinya sekarang. Haruskah ada strategi utama dan paling berbahaya? Sungguh, hari panjang yang melelahkan. Aku harus memutuskan satu hal yang akan merubah seluruh kehidupan. Hari ini ulang tahunku ke-13. Tapi siapa peduli. Jangankan kado, ucapan selamat saja tertutup rapat dari mulut orang-orang yang mengenalku. Bukan hal aneh bila itu terjadi. Mana ada orang dengan ikhlas memberikan hadiah, meski sebenarnya sangat kuharapakan, begitu saja melemparkannya ke arahku. ”Anak Yatim  tak pantas mendapatkannya ”, bisa jadi mereka akan mengatakan itu.......

Katanya.......

Tolong berikan sisa senyummu itu, jangan lagi kau sembunyikan di balik butiran air mata. kan kujadikan kenangan  sebelum jarak dan waktu menjadi penghalang. (katanya bukan perpisahan yang harus ditangisi, tapi pertemuanlah yang di sesali)
ini catatan kecil tentang perpisahan, tak perlu ada sedu atau sedan. ini resiko ketika kau memilih dicintai dan mencintai. (katanya konsekuensi cinta adalah sedih atau bahagia)
ini coretan akhir, bukan puisi. tak bermaksud membuai-mu dengan kata, yang akan membuatmu ikhlas tapi tak rela. (katanya ikhlas tapi  yang pergi tetap dirindu)
jadi, izinkan saja aku pergi. mencari butiran embun di awan hitam, atau mengejar-ngejar merpati yang terbang tinggi. (katanya merpati tak pernah ingkar janji)
atau kalau kau sangsi, sudahi saja percintaan yang lama kita jalin. karena bukan kita yang memilih cinta, kita-lah yang dipilihnya. (katanya cinta hadir dan pergi tak perlu di undang)
ah,… aku memilih untuk tidak berkata tentang cinta. aku akan nikmati saja rasa cinta.
Kalaupun air mata ini mengalir lagi..
Bukan karena rasa sayang dan cinta yg masih berbaki..
Tetapi karena sedih memikirkan perihal diri..
Di buang ke tepi bagai tiada harga diri.
Juga tanpa rasa simpati..
Di buat sesuka hati tanpa sadar kesalahan diri.
Tidak pernah dihargai malah disakiti berkali-kali..
Hina sangat rasanya diri ini..
Ya Allah, sucikanlah hatiku ini..
Hapuskanlah segala kedukaan yg melingkari..
Kuatkan lah hati ini..
Tabahkanlah jiwa ini..
Janganlah Kau biarkan hambaMu ini..
Terombang ambing tanpa menginsafi kesalahan diri..
Suburkanlah keimanan dalam diri ini..
Bimbinglah ku ke jalan yang Kau ridhai..
Moga segala pengalaman menjadi panduan perjalananku ini.......

Selasa, 31 Agustus 2010

Indahnya Rumah Tangga di Bawah Naungan Manhaj Nubuwwah

Rumah Tangga Sebuah Amanah
Kewajiban paling utama, tanggung jawab paling besar, dan amanah paling berat adalah pendidikan terhadap keluarga dan bimbingan untuk rumah tangga, berawal dari diri sendiri kemudian istri, anak-anak , dan kerabatnya. Inilah yang dimaksud firman Alloh:
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ قُوٓاْ أَنفُسَكُمۡ وَأَهۡلِيكُمۡ نَارً۬ا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلۡحِجَارَةُ عَلَيۡہَا مَلَـٰٓٮِٕكَةٌ غِلَاظٌ۬ شِدَادٌ۬ لَّا يَعۡصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمۡ وَيَفۡعَلُونَ مَا يُؤۡمَرُونَ (٦)
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api naar yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa ang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. 66:6)
Pendidikan keluarga bukan sekedar kegiatan sambilan, pemikiran sedeharna, atau upaya ala kadarnya. Namun pendidikan keluarga merupakan kebutuhan asasi dan masalah yang sangat urgen serta memiliki konsekuensi jauh ke depan dalam menentukan masa depan rumah tangga. Seorang muslim harus bertanggung jawab atas segala kekurangan dan kesesatan yang terjadi di tengah keluarganya. Dari Ibnu Umar Rodhiyalloohu ‘Anhuma berkata: aku mendengar Rosulullooh Shololloohu ‘alaihi wassallam bersabda:
Kamu sekalian adalah pemimpin, dan akan diminta tanggung jawab atas kepimpinannya, seorang imam adalah pemimpin, dan akan diminta tanggung jawab atas kepemimpinannya dan seorang laki-laki adalah pemimpin dan akan diminta tanggung jawab atas atas kepemimpinannya, dan wanita adalah penanggung jawab terhadap rumah suaminya dan akan diminta tanggung jawabnya, serta pembantu penanggung jawab atas harta benda majikannya dan akan diminta tanggung jawabnya. (Shohih, diriwayatkan oleh Bukhori dalam Shohih-nya: 893, 2409, 2554, 2558, 2571, 5188, dan 7138. Muslim dalam Shohih-nya: 4701, dan Tirmidzi dalam Sunan-nya: 1705)
Keluarga yang baik merupakan nikmat yang paling agung dan karunia yang palingberharga dan tidak ada yang mampu menghargai dan mengenali nilainya kecuali orang yang telah memiliki keluarga hancur dan rumah tangga berantakan sehingga kehidupan laksana terkurung oleh hawa neraka, dan hari-harinya hampir diwarnai perih dan pilu karena keluarga berantakan.
Bekal Membina Rumah Tangga
Ketahuilah bahwa berbagai macam problem kehidupan dalam rumah tangga sering timbul akibat kebodohan terutama terhadap ilmu agama. Dan sebagai obatnya adalah belajar, sebagaimana sabda Nabi Shololloohu ‘alaihi wassallam kepada para sahabat Rodhiyalloohu ‘Anhuma:
“Mengapa mereka tidak bertanya jika tidah tahu? Sesungguhnya obat kebodohan adalah bertanya”. (Hasan, diriwayatkan Imam Abu Dawud dalam Sunan-nya: 337 dan Ibnu Majah dalam Sunan-nya:572. Dan dihasankan syaikh al-Albani dalam Shohih Sunan Abu Dawud: 337)
Kedunguan hati dari ilmu dan kebisuan lisan dari berbicara dinyatakan sebagai penyakit. Dan obatnya adalah bertanya kepada ulama, sehingga meraih ilmu yang bermanfaat, sebab ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang terpancar dari lentera Al-Qur’an dan as-Sunnah sesuai dengan pemahaman  para sahabat dan tabi’in , termasuk perkara yang terkait dengan ma’rifat kepada Alloh, hukum halal-haram, zuhud, kebersihan hati dan akhlaq mulia, serta mengatur kehidupan rumah tangga.
Ilmu yang bermanfaat berfungsi sebagai pemusnah secara tuntas dua penyakit rohani yang paling berbahaya dan menjadi biang penyakit hati yaitu syubhat dan syahwat. Maka sebagai seorang pendidik, sebelum membina keluarganya, harus membekali dirinya dengan ilmu agama yang cukup. Sehingga dengan bekal ilmu agama yang bermanfaat, semua urusan rumah tangga menjadi mudah dan berdakwah di tengah keluarga menjadi lancar. Apalagi bila ilmu telah meresap ke dalam hati maka akan melenyapkan penyakit syubhat dan syahwat, mencabut kedua penyakit itu sampai ke akar-akarnya. Ibaratnya orang yang sedang minum obat, segala macam kuman akan hancur dan musnah, sementara obat yang paling manjur adalah obat yang cepat meresap ke dalam tubuh dan tidak membuat kuman kebal, tetapi untuk memusnahkan.
Akhlaq Seorang Pendidik
Seorang pembina rumah tangga harus berilmu, berperangai lemah lembut, bersabar dalam mendidik, sehingga akan memberikan kesan yang baik pada keluarga, seperti firman Alloh Subhannahu Ta’ala:
فَبِمَا رَحۡمَةٍ۬ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمۡ‌ۖ وَلَوۡ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلۡقَلۡبِ لَٱنفَضُّواْ مِنۡ حَوۡلِكَ‌ۖ فَٱعۡفُ عَنۡہُمۡ وَٱسۡتَغۡفِرۡ لَهُمۡ وَشَاوِرۡهُمۡ فِى ٱلۡأَمۡرِ‌ۖ فَإِذَا عَزَمۡتَ فَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِ‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُتَوَكِّلِينَ (١٥٩)
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. (QS. Ali Imran [3]: 159)
Syaikhul islam Ibnu taimiyah Rohimahulloh berkata:
“Hendaknya tidak menyeru kebaikan dan melarang kemungkaran kecuali setelah memiliki tiga bekal: berilmu sebelum menyeru kebaikan dan melarang kemungkaran, berperangai lemah lembut ketika menyeru kebaikan dan melarang kemungkaran, serta bersabar setelah menyeru kebaikan dan melarang kemungkaran.” (al-Amr bil Ma’ruf wan Nahyu ‘anil Munkar, Ibnu Taimiyah, hal. 57)
Hendaknya seorang pendidik paling terdepan dalam memberi contoh karena sangat berat ancaman orang yang tidak konsekuen terhadap ajakannya, sebagaimana sabda Nabi Shololloohu ‘alaihi wassallam:
Nanti pada hari kiamat ada seseorang didatangkan lalu dilemparkan ke dalam neraka, maka ususnya keluar. Lalu ia berputar-putar di sekitar penggilingan. Kemudian penghuni neraka mengerumuninya dan bertanya, ‘Hai Fulan, ada apa denganmu? Bukankah kamu yang menyeru kepada kebaikan dan melarang dari kemungkaran?’ Ia menjawab, ‘Ya, aku telah menyeru kepada kebaikan tetapi aku sendiri tidak mengerjakannya dan aku melarang orang dari kemungkaran tetapi aku sendiri mengerjakannya.” (Shohih, diriwayatkan Imam Bukhori dalam Shohih-nya: 3267, 7098. Dan Imam Muslim dalam shohih-nya: 7408)
Hadits shohih di atas memberi petunjuk bahwa orang yang mengetahui kebaikan dan kemungakaran lalu melanggarnya lebih berat siksaannya daripada orang yang tidak mengetahuinya karena ia seperti orang yang menghina larangan Alloh dan meremehkan syari’at-Nya, sehingga ia termasuk ahli ilmu yang tidak bermanfaat ilmunya.
Wahai saudaraku, para suami…
Wahai sang suami, sungguh engkaulah pemegang kendali rumah tangga, ikatan pernikahan dan perjanjian yang berat, karena Alloh berfirman:
….. وَّاَخَذۡنَ مِنۡكُمۡ مِّيۡثَاقًا غَلِيۡظًا
Dan mereka (isteri-isterimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat. (QS. 4:21)
Anda telah memikul tanggung jawab, memegang amanat dan beban rumah tangga. Hubungan penikahan merupakan kemuliaan bagi laki-laki dan perempuan, maka secara fitroh dan naluri masing-masing memiliki tugas hidup agar kehidupan rumah tangga berjalan normal dan lurus seperti firman Alloh:
ٱلرِّجَالُ قَوَّٲمُونَ عَلَى ٱلنِّسَآءِ بِمَا فَضَّلَ ٱللَّهُ بَعۡضَهُمۡ عَلَىٰ بَعۡضٍ۬ وَبِمَآ أَنفَقُواْ مِنۡ أَمۡوَٲلِهِمۡ‌ۚ فَٱلصَّـٰلِحَـٰتُ قَـٰنِتَـٰتٌ حَـٰفِظَـٰتٌ۬ لِّلۡغَيۡبِ بِمَا حَفِظَ ٱللَّهُ‌ۚ وَٱلَّـٰتِى تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَٱهۡجُرُوهُنَّ فِى ٱلۡمَضَاجِعِ وَٱضۡرِبُوهُنَّ‌ۖ فَإِنۡ أَطَعۡنَڪُمۡ فَلَا تَبۡغُواْ عَلَيۡہِنَّ سَبِيلاً‌ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلِيًّ۬ا ڪَبِيرً۬ا (٣٤)
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka [laki-laki] atas sebahagian yang lain [wanita], dan karena mereka [laki-laki] telah menafkahkan sebagian dari harta  mereka. (QS. An-Nisa’ [4]: 34)
Upayakanlah kendali rumah tangga, terutama isterimu, tetap berada di tanganmu. Jangan bersikap lemah dan tidak berwibawa serta tidak berdaya di hadapan tuntutan dan tekanan isterimu, akhirnya ia menghinamu, memperbudakmu, dan merendahkanmu sehingga kehidupan rumah tanggamu berantakan bagaikan neraka. Begitu pula, jangan engkau menghinanya dan menzholiminya, serta menganggapnya seperti barang tak berguna, sebab sikap semena-mena terhadap orang yang lemah seperti isterimu menunjukkan kerdilnya sebuah kepribadian. Terimalah kebaikan yang telah diberikan kepadamu dengan senang hati dan bersabarlah atas berbagai kekurangannya, serta jangan mengangan-angankan kesempurnaan darinya karena dia diciptakan oleh Alloh dari tulang rusuk yang bengkok sebagaimana sabda Rosululloh Shololloohu ‘alaihi wassallam:
((إِنَّ الْمَرْأَةََ خُلِقَتْ مِنْ ضِلَعٍ, لَنْ تَسْتَقِيْمَ لَكَ عَلَى طَرِيْقَةٍ, فَإِنِ اسْتَمْتَعْتَ بِهَا اِسْتَمْتَعْتَ بِهَا وَفِيْهَا عِوَجٌ, وَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيْمُهَا كَسَرْتَهَا وَكَسْرُهَا طَلاَقُهَا))
“Sesungguhnya wanita diciptakan dari tulang rusuk, ia tidak bisa lurus bersamamu di atas satu jalan. Jika kamu menikmatinya maka kamu menikmatinya dalam kondisi bengkok, namun bila anda ingin  meluruskannya, maka boleh jadi patah dan patahnya adalah talak.” (Shohih, diriwayatkan Imam Muslim dalam Shohih-nya: 3631)
Wahai saudaraku, para isteri…
Setiap kesalahan yang dilakukan seorang isteri, perasaan mengikuti hawa nafsu, sikap terlalu cemburu, atau was-was hanya merupakan bisikan setan dan bersumber dari lemahnya iman kepada Alloh, sehingga rumah tangga berubah meikan bagnjadi berantakan laksana neraka dan rumah tangga menjadi porak-poranda bagaikan bangunan disambar halilintar; akibatnya, semua pihak menyesali pernikahan tersebut. Atau boleh jadi karena kesalahan isteri menjadi penyebab talak (perceraian), kemudian jiwa menjadi goncang dan ditimpa kegelisahan yang sangat berat.
Betapa indahnya bila anda meluruskan hati, ahlak, dan tabiat ketika bergaul dengan suami dan kerabat suami anda. Betapa eloknya bila anda selalu menggunakan akal sehat dan kesabaran dalam setiap menghadapi urusan rumah tangga. Betapa mulianya ketika seorang isteri mampu menjadi pendamping setia bagi suami, dan betapa agung kedudukannya di hati sang suami bahkan ia mampu memikat perasaan suami ketika sang isteri berkata: “Aku mendengar dan mentaati”.
Semoga saudariku muslimah mendapa taufiq dan hidayah dengan etika Islam, mau menyempurnakan akal pikiran dengan ilmu dan ma’rifah, dan menyembuhkan hatinya dengan keimanan kepada Alloh, sehingga kehidupan penuh dengan suasana bahagia dan hidup bersama sang suami penuh dengan ketenangan dan ketentraman serta kegembiraan.
Wahai para isteri, tunaikanlah kewajibanmu terhadap suamimu, niscaya engkau akan mendapat kasih sayang dan cintanya!.
Kewajiban Seorang Suami
Kewajiban sebagai seorang suami banyak sekali namun yang terpenting antara lain:
1.  Kewajiban materi meliputi pemberian nafkah, kebutuhan pakaian, dan kebutuhan pendidikan keluarga serta kebutuhan tempat tinggal
2.  Tidak boleh memberatkan isteri dengan mengajukan berbagai tuntutan kebutuhan di luar kemampuannya, dan tidak boleh membuat suasana kacau karena permasalahan sepele, sebagaimana yang telah diwasiatkan Rosululloh Shololloohu ‘alaihi wassallam:
“Ingatlah dan berwasiatlah kepada wanita dengan kebaikan, karena mereka berada disisimu bagaikan pelayan, dan kalian tidak bisa memiliki lebih dari itu kecuali mereka telah melakukan perbuatan keji yang jelas.”(Shohih, diriwayatkan Tirmidzi dalam Sunan-nya: 1163 dan Ibnu Majah dalam Sunan-nya: 1851)
3.  Kewajiban non materi seorang suami meliputi menggembirakan isteri dan bersikap lemah lembut dalam bertutur kata. Sang suami harus bermusyawarah dan mengambil pendapat sang isteri dalam rangka menunaikan kebaikan. Begitu juga, sang suami harus berterima kasih atas jerih payah isterinya, dan tidak boleh mendiamkan di atas tiga hari karena urusan keduniaan.
4.  Hendaknya seorang suami memberi kesempatan bagi isterinya untuk beramal sholih, bersedekah dengan hartanya, memberi hadiah, menyambut tamu dari keluarga dan kerabatnya, serta setiap orang yang mempunyai hak atasnya.
5.  Hendaknya mengambil waktu yang cukup untuk tinggal di rumah dan berusaha semaksimal mungkin menghindari keluar rumah tanpa tujuan dan sering berpergian, sering keluar rumah untuk bergadang tanpa manfaat, karena yang demikian itu bisa membawa kehancuran.
6.  Hendaknya sang suami tidak melarang isterinya berkunjung kepada keluarga dan kerabatnya, asal tidak berlebihan.
7.  Wanita dalah mahluk yang lemah, maka wajib bagi laki-laki memberi perhatian cukup, melarangnya keluar ke pasar dan lainnya seorang diri, dan harus menjauhkannya dari tempat yang ikhtilath (bercampur) dan kholwah (berduaan/menyepi) dengan laki-laki lain. Begitu juga seorang suami harus menjauhkan sasuatu yang merusak aqidah dan akhlaq keluarganya, dan menyingkirkan segala sarana maksiat yang menghancurkan kehormatan, seperti alat musik.
8.  Seorang suami harus mengajarkan kepada isterinya ilmu agama dan mendidiknya di atas kebaikan, serta menyiapkan segala kebutuhannya dalam rangka meraih ilmu dan istiqomah dalam beragama sesuai dengan ajaran Alloh
Kewajiban Seorang Isteri
Di antara Kewajiban sebagai Seorang Isteri yang paling utama dan prinsip, antara lain:
1. Mentaati dan mematuhi perintah suami selagi tidak menganjurkan maksiat kepada Alloh, karena tidak ada ketaatan kepada mahluk bila menganjurkan kepada maksiat dan pelanggaran kepada Alloh, seperti sabda Rosululloh Shololloohu ‘alaihi wassallam:
“Tidak ada ketaatan bagi orang yang bermaksiat kepada Allah Subahanahu wa Ta’ala”. (Shahih. Diriwayatkan Muslim dalam Shahih-nya: 4840, at-Tirmidzi dalam Sunan-nya: 1707 dan Ibnu Majah dalam Sunan-nya: 2865 dengan lafazh Ibnu Majah serta dishahihkan Syaikh al-Albani.)
2.  Dalam bidang materi, seorang isteri harus memberikan pelayanan fisik, baik yang berkaitan dengan kebutuhan pribadi suami atau rumah tangganya, sehingga ibadah nafilah (sunnah) menjadi gugur demi menunaikan tugas tersebut.
Dari Abu Hurairoh sesungguhnya Rosululloh Shololloohu ‘alaihi wassallam: bersabda:
“Tidak boleh bagi seorang isteri berpuasa (sunnat) sementara suami ada di rumah kecuali atas izinnya (suami), tidak boleh ia mengizinkan orang lain masuk rumahnya kecuali atas izinnya (suami), dan setiap harta suami yang diinfaqkan sang isteri tanpa seizinnya, maka sang suami mendapatkan pahala separuh baginya.” (Shohih, diriwayatkan Imam Bukhari dalam Shahih-nya: 2066 dan 5360, Imam Muslim dalam Shahih-nya: 2367 dan Abu Dawud dalam Sunan-nya: 1687, 2458).
3.  Dalam bidang rohani, seorang isteri harus menjaga perasaan suami dan menciptakan suasana tenang dan kondusif dalam rumah tangga serta membantu meringankan beban dan penderitaan yang menimpa suaminya.
4.  Dalam bidang kesejahteraan, seorang isteri harus mengingatkan suami tentang kebaikan, membantu dalam kebajikan dan ketaatan, membantu dalam bidang sosial, menyantuni fakir miskin dan membantu orang-orang yang lemah untuk memenuhi kebutuhan mereka.
5.  Dalam bidang pendidikan, seorang isteri harus membantu suami dengan jiwa raga dan menerima segala nasehat dan arahannya. Begitu juga dia harus membantunya dalam mendidik dan meluruskan adab anak-anak serta menghindarkan sikap antipati dan masa bodoh terhadap masa depan pendidikan anak-anak.
6. Hendaklah seorang isteri tidak mengajukan tuntutan nafkah atau lainnya yang memberatkan suami atau mempersulit suami.
7.  Tidak berkhianat dalam dirinya, harta benda suami dan rahasia-rahasianya.
Balasan Bagi Rumah Tangga yang Berhasil
Tiada amal sholih yang dianggap sia-sia oleh agama. Setiap kebaikan sekecil apapun pasti mendapat balasan. Setiap benih kebaikan yang disemai di ladang subur, pada musim panen pasti akan memetik hasilnya, maka suami dan isteri yang telah membina rumah tangga yang baik dan mengerahkan berbagai macam pengorbanan untuk mendidik keluarga. Alloh akan memberi balasan yang besar. Cukuplah balasan nikmat baginya berupa sanjungan, pujian, dan pahala yang besar setelah wafatnya, seperti yang telah ditegaskan sebuah hadits dari Abu Hurairoh Rodhiyalloohu ‘anhu ia berkata bahwa Rosululloh Shololloohu ‘alaihi wassallam bersabda:
Jika manusia meninggal maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara,: shodaqoh jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak sholih yang mendo’akannya.” (HR. Bukhori 7/247 no.6514, dan Muslim 3/1016 no.1631)
Balasan yang lebih besar lagi, ia dikumpulkan di surga bersama para kekasih dan kerabatnya dalam satu tempat tinggal di surga, sebagai karunia dan balasan yang baik dari Alloh, seperti firman Allohu ta’ala:
وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَٱتَّبَعَتۡہُمۡ ذُرِّيَّتُہُم بِإِيمَـٰنٍ أَلۡحَقۡنَا بِہِمۡ ذُرِّيَّتَہُمۡ وَمَآ أَلَتۡنَـٰهُم مِّنۡ عَمَلِهِم مِّن شَىۡءٍ۬‌ۚ كُلُّ ٱمۡرِىِٕۭ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ۬ (٢١)
Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka.Tiap-tiap manusia terikat dengan apayang dikerjakannya. (QS. 52:21)

Pembinaan rumah tangga secara baik, mampu mengangkat martabat, memperbaiki nasib rezeki, mengukir prestasi, memelihara moral generasi, dan menanggulangi dekadensi sehingga membuat hati tenang dan jiwa lapang. Maka pembinaan harus berbasis penumbuhan kesadaran, keimanan, ketaqwaan dan pengendalian diri, serta mampu membentuk suasana damai dan mesra sehingga perasaan kasih sayang tumbuh subur. Allohu musta’an....

Untukmu Muslim dan Muslimah

Suami dengan Istri Memang Beda Tapi Bisa Sama

Menyamakan yang sama dan membedakan yang beda, itulah keadilan. Laki-laki dan wanita ada sisi kesamaan, pun tak dapat diingkari antara keduanya banyak sisi perbedaan. Keduanya sama-sama manusia, anak Adam yang menginginkan kebaikan dan terhindar dari marahabaya dunia maupun akhirat. Karenanya, Alloh sama sekali tidak membedakan laki-laki dan wanita dalam pokok akidah dan syari’at.
Siapapun yang melihat dengan mata hatinya akan mendapati begitu banyak perbedaan antara kaum wanita dengan laki-laki, baik sisi fisik, unsur anatomi dan hormon tubuh, juga perbedaan dari sisi cara berpikir, akal dan perasaan. Karenanya, bukanlah sebuah hikmah dan keadilan menyamakan yang memang beda. Bahkan kalau dipaksakan maka itulah inti kezholiman.
Laki-laki dipersiapkan oleh Alloh untuk melakukan aktivitas yang membutuhkan kuatnya akal, pikiran dan fisik dan butuh tempat yang terbuka. Sedangkan wanita memang dipersiapkan oleh Alloh untuk melakukan pekerjaan yang butuh kelembutan, perasaan halus dan di tempat yang tertutup. Jika ini dilanggar apalagi sampai dibalik, niscaya akan terjadi kekacauan dan ketimpangan kehidupan insani.
Namun Alloh Maha Adil dan Bijaksana. Dengan perbedaan ini, Alloh menyediakan pahala yang besar untuk keduanya, meskipun dengan perbedaan kiprah dan medan. Diriwayatkan dari Asma’ binti Yazid al-Anshoriyyah, dia datang kepada Rosululloh n\ yang saat itu beliau sedang bersama para sahabat beliau. Asma’ berkata, “Wahai Rosululloh, saya utusan para wanita untuk menghadapmu. Tidaklah ada seorang wanita pun di belahan bumi timur maupun barat yang mendengar atau tidak mendengar kepergianku kepadamu ini melainkan mereka pasti sependapat denganku. Sesungguhnya Alloh mengutusmu dengan membawa kebenaran kepada kaum laki-laki dan wanita, lalu kami beriman kepadamu dan dengan Robb-mu yang telah mengutusmu. Namun kami kaum wanita selalu terkungkung di rumah-rumah kalian (kaum laki-laki), tempat pelampiasan syahwat kalian, dan kamilah yang mengandung anak-anak kalian. Sedangkan kalian wahai kaum laki-laki, banyak dilebihkan dari kami dalam sholat Jum’at dan jamaah, menjenguk orang sakit, menyaksikan jenazah, pergi haji, dan yang paling utama adalah jihad fi sabilillah. Dan salah seorang dari kalian jika keluar untuk haji, umroh atau jihad, maka kami yang menjaga harta kalian, kamilah yang mencuci baju kalian, kami pulalah yang memelihara anak kalian. Lalu pahala apa yang kami dapatkan wahai Rosululloh?” Maka Rosululloh pun menoleh pada para sahabatnya seraya bersabda, “Apakah kalian pernah mendengar ucapan wanita dalam masalah agama yang lebih bagus dari perkataan wanita ini?” Mereka menjawab, “Wahai Rosululloh, kami tidak menyangka wanita akan bisa menanyakan itu.” Maka Rosululloh menoleh padanya seraya bersabda, “Pergilah dan beritahukanlah kepada para wanita di belakangmu bahwa kebaikan bakti kalian pada suami dan mencari keridhoannya serta menaatinya bisa menyamai itu semua.” Maka wanita itu pun pergi sambil bertahlil dan bertakbir karena saking gembiranya. (HR. Baihaqi dalam Syu’abul Iman 8484)
Allohu Akbar, Subhanalloh…

Siapakah yang Ukhti pilih?

Muroja’ah: Moch.Madhi Al Husaen

Menikah, satu kata ini akan menjadi sesuatu yang sangat berarti bagi pemuda ataupun pemudi yang sudah mencapai usia remaja. Remaja yang sudah mulai memiliki rasa tertarik dengan lawan jenisnya, akan memperhatikan pasangan yang diimpikan menjadi pasangan hidupnya. Sejenak waktu, hatinya akan merenda mimpi, membayangkan masa depan yang indah bersamanya.


Saudariku muslimah yang dirahmati Allah, tentu kita semua menginginkan pasangan hidup yang dapat menjadi teman dalam suka dan duka, bersama dengannya membangun rumah tangga yang bahagia, sampai menapaki usia senja, bahkan menjadi pasangan di akhirat kelak. Tentu kita tidak ingin bahtera tumah tangga yang sudah terlanjur kita arungi bersama laki-laki yang menjadi pilihan kita kandas di tengah perjalanan, karena tentu ini akan sangat menyakitkan, menimbulkan luka mendalam yang mungkin sangat sulit disembuhkan, baik luka bagi kita maupun bagi buah hati yang mungkin sudah ada. Lagipula, kita mengetahui bahwa Allah Ta’ala, Robb sekaligus Illah kita satu-satunya sangat membenci perceraian, meskipun hal itu diperbolehkan jika memang keduanya merasa berat. “Mencegah lebih baik daripada mengobati.” Itulah slogan yang biasa dipakai untuk masalah kesehatan. Dan untuk masalah kita ini, yang tentunya jauh lebih urgen dari masalah kesehatan tentu lebih layak bagi kita untuk memakai slogan ini, agar kita tidak menyesal di tengah jalan.

Saudariku muslimah, sekarang banyak kita jumpai fenomena yang sangat memprihatinkan dan menyedihkan hati. Banyak dari saudari-saudari kita yang terpesona dengan kehidupan dunia, sehingga timbul predikat ‘cewek matre’, yaitu bagi mereka yang menyukai laki-laki karena uangnya. Ada juga diantara saudari kita yang memilih laki-laki hanya karena fisiknya saja. Ada juga diantara mereka yang menyukai laki-laki hanya karena kepintarannya saja, padahal belum tentu kepintarannya itu akan menyelamatkannya, mungkin justru wanita itu yang akan dibodohi.

Sebenarnya tidak mengapa kita menetapkan kriteria – kriteria tersebut untuk calon pasangan kita, namun janganlah hal tersebut dijadikan tujuan utama, karena kriteria-kriteria itu hanya terbatas pada hal yang bersifat duniawi, sesuatu yang tidak kekal dan suatu saat akan menghilang. Lalu bagaimana solusinya ? Saudariku, sebagai seorang muslim, standar yang harus kita jadikan patokan adalah sesuatu yang sesuai dengan ketentuan syariat. Karena hanya dengan itu kebahagian hakiki akan tercapai, bukan hanya kebahagian dunia saja yang akan kita dapatkan, tapi kebahagiaan akhirat yang kekal pun akan kita nikmati jika kita mempunyai pasangan yang bisa diajak bekerjasama dalam ketaatan kepada Allah.

Diantara kriteria-kriteria yang hendaknya kita utamakan antara lain:

1. Memilih calon suami yang mempunyai agama dan akhlak yang baik, dengan hal tersebut ia diharapkan dapat melaksanakan kewajiban secara sempurna dalam membimbing keluarga, menunaikan hak istri, mendidik anak, serta memiliki tanggung jawab dalam menjaga kehormatan keluarga.

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Jika datang melamar kepadamu orang yang engkau ridho agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah dengannya, jika kamu tidak menerimanya, niscaya akan terjadi fitnah di bumi dan kerusakan yang luas.” (HR. Tirmidzi, hasan)

Seorang laki-laki bertanya kepada Hasan bin ‘Ali, “Saya punya seorang putri, siapakah kiranya yang patut jadi suaminya ?” Hasan bin ‘Ali menjawab, “Seorang laki-laki yang bertaqwa kepada Allah, sebab jika ia senang ia akan menghormatinya, dan jika ia sedang marah, ia tidak suka zalim kepadanya.”

2. Memilih calon suami yang bukan dari golongan orang fasiq, yaitu orang yang rusak agama dan akhlaknya, suka berbuat dosa, dan lain-lain.

“Siapa saja menikahkan wanita yang di bawah kekuasaanya dengan laki-laki fasiq, berarti memutuskan tali keluarga.” (HR. Ibnu Hibban, dalam Adh-Dhu’afa’ & Ibnu Adi)

Ibnu Taimiyah berkata, “Laki-laki itu selalu berbuat dosa, tidak patut dijadikan suami. Sebagaimana dikatakan oleh salah seorang salaf.” (Majmu’ Fatawa 8/242)

3. Laki-laki yang bergaul dengan orang-orang sholeh.

4. Laki-laki yang rajin bekerja dan berusaha, optimis, serta tidak suka mengobral janji dan berandai-andai.

5. Laki-laki yang menghormati orang tua kita.

6. Laki-laki yang sehat jasmani dan rohani.

7. Mau berusaha untuk menjadi suami yang ideal, diantaranya: Melapangkan nafkah istri dengan tidak bakhil dan tidak berlebih-lebihan; memperlakukan istri dengan baik, mesra, dan lemah lembut; bersendau gurau dengan istri tanpa berlebih-lebihan; memaafkan kekurangan istri dan berterima kasih atas kelebihannya; meringankan pekerjaan istri dalam tugas-tugas rumah tangga; tidak menyiarkan rahasia suami istri; memberi peringatan dan bimbingan yang baik jika istri lalai dari kewajibannya; memerintahkan istri memakai busana muslimah ketika keluar; menemani istri bepergian; tidak membawa istri ke tempat-tempat maksiat; menjaga istri dari segala hal yang dapat menimbulkan fitnah kepadanya; memuliakan dan menghubungkan silaturahim kepada orang tua dan keluarga istri; memanggil istri dengan panggilan kesukaannya; dan yang terpenting bekerjasama dengan istri dalam taat kepada Allah Ta’ala.

Satu hal yang perlu kita ingat saudariku, bahwa di dunia ini tidak ada yang sempurna. Jangan pernah membayangkan bahwa laki-laki yang sholeh itu tidak punya cacat & kekurangan. Tapi, satu hal yang tidak boleh kita tinggalkan adalah ikhtiar dengan mencari yang terbaik untuk kita, serta bertawakal kepada Allah dengan diiringi do’a.

Maroji’:
Ensiklopedi Wanita Muslimah. Haya bintu Mubaroh Al-Barik.

Dengan 5 Hal Ini, Kau Akan Berbahagia Bersamaku, Istriku.....

Muroja’ah: Moch.Madhi Al Husaen


Suami mu mungkin tidak pernah berkata-kata secara terbuka dan apa adanya kepada mu. Setiap kamu bertanya kepadanya ia selalu menjawab dengan mendahulukan perasaannya. Akibatnya, kamu tidak bisa puas dengan jawabannya yang memang sangat sedikit.Bila ini terjadi pada suami mu, maka kamu harus tahu bahwa memang tidak semua laki-laki bisa begitu saja terbuka, namun benar-benar ada tipe suami yang memang pendiam dan pemalu.
Berikut tips yang bisa digunakan oleh istri untuk mengambil hati suaminya yang pendiam dan pemalu yang menurut hasil penelitan telah terbukti banyak memberi faedah bagi istri untuk bisa hidup berbahagia bersama suaminya.
 1. Jadilah Istri Yang Menghormati Suami
Bila istri menghormati suaminya, maka dengan mudahnya suami pun akan menghormatinya. Namun, bila istri tidak bisa menghormati suaminya maka selamanya ia akan menderita disisi suaminya. Mengapa? Apakah memang sikap saling menghormati merupakan kebutuhan asasi bagi suami yang tidak bisa ditawar-tawar lagi sehingga mereka mewajibkannya atas istri?
Banyak istri yang bila telah melahirkan anak suaminya beranggapan bahwa ia akan terus damai disisi suaminya. Ia menyangka akan senantiasa bahagia disisi suaminya hanya dengan telah lahirnya anak suaminya. Akibat dari sangkaan dan duga-duga ini akhirnya banyak istri yang lupa atau tidak lagi memandang perlu sikap hormat kepada suaminya. Ia banyak merendahkan suaminya dan menyepelekannya.
Ketahuilah, istri yang menghormati suaminya ialah istri-istri penduduk surga. Tidaklah Anda ingin meneladani mereka? Rasulullah shalallahu alaihi wassalam pernah bersabda:
 “Maukah aku kabarkan kepada kalian para istri kalian di surga? Wanita yang penyayang, sangat subur, dan suka kembali berbuat baik yang apabila berbuat aniaya ia akan mengatakan, ‘ Ini tanganku ada diatas tanganmu, aku tidak bisa sekejap pun memejamkan mata sehingga engkau ridho kepadaku”1
Bukankah meminta maaf merupakan bentuk penghormatan yang tinggi? Bukankah mengulurkan tangan mengharapkan maaf suami merupakan sikap hormat istri kepadanya?  Maka, bila Anda ingin menghormati suami, jadilah istri yang sabar atas kekhilafannya. Jadilah istri yang tidak pernah menentang suami saat ia marah. Jadilah istri yang menghargai dan menghormati cemburu suami. Jadilah istri yang bisa menjaga suami. Jadilah istri yang tidak enggan meminta maaf. Enggan meminta maaf suami adalah bukti kesombongan istri. Tunjukkan rasa hormat dan perhatian Anda kepada suami dihadapan orang lain, baik saat ia bersamamu maupun saat ia tidak hadir disisimu. Dengan begitu, Anda telah menghormatinya dan insya Allah Anda akan senantiasa bahagia disisinya. Perkataan yang mudah terucap dan mudah menghancurkan rumah tangga ialah, “ Aku tidak akan menghormatimu lagi”.
 2. Jadilah Istri Yang Bertanggung Jawab
Banyak istri mengeluhkan perihal suaminya yang tidak bertanggung jawab. Sementara banyak pula suami yang menganggap istrinya tidak bertanggung jawab.
Dalam masalah ini, penting sekali kita menilik kisah Asma’, putri Abu Bakar ash Shidiq. Ia adalah istri yang ikut memikul tanggung jawab dirumah suaminya secara sempurna. Bahkan ia tetap menjaga dan menghormati perasaan serta kecemburuan suaminya.
Suaminya ialah Zubair, seorang sahabat yang fakir. Asma’ pun tahu bahwa suaminya sangat membutuhkan kesiapannya untuk ikut memikul tanggung jawab keluarga bersamanya. Ia biasa mengurusi makanan kuda Zubair, menjahit tempat airnya, menumbuk gandum, mengusung biji-bijian dari kebun dan lain-lainnya. Namun begitu, ia sangat menyadari bahwa keadaanya tidak boleh mengurangi rasa hormatnya kepada suaminya. Ia tetap menjaga perasaan suaminya dan kecemburuannya. Ia lebih memilih mengusung biji-bijian diatas pundaknya dengan berjalan kaki daripada naik untuk padahal ada kaum laki-laki bersamanya. Hal itu hanya demi menghargai kecemburuan suaminya. Sehingga dihadapan istri yang sangat menghargai dan bertanggung jawab inilah sosok seorang suami pun luluh hatinya sehingga ia berkata, “ Demi Allah, pengorbananmu untuk membawa biji-bijian itu jauh lebih berat bagiku daripada dudukmu diatas unta Rasulullah shalallahu aalaihi wassalam”.Memang , Asma’ lebih mendahulukan kecemburuan suaminya sehingga tidak menerima tawaran Rasulullah Shalallahualaihi wassalam untuk naik di unta beliau saat mengusung biji-bijian.
 3. Jadilah Istri Yang Terbuka dan Menghargai Perasaan
Ketenteraman perasaan dipengaruhi oleh terungkapnya isi hati pasutri. Ungkapan isi hati tentang rasa cinta kasih istri terhadap suami merupakan factor utama untuk mewujudkan kebahagiaan rumah tangga. Para suami sangat membutuhkan hal itu, sebagaimana istripun membutuhkannya. Bahkan Rasulullah Shalallahu aalaihi wassalam membolehkan istri berdusta dalam pengungkapan rasa cinta dan kasihnya terhadap suaminya demi terwujudnya kehangatan hubungan berumah tangga dan demi terpeliharanya ikatan pernikahan.2  Lalu,mengapa pasutri tidak melakukannya? Mengapa para istri tidak mengutarakan isi hatinya kepada suaminya tentang sesuatu yang bisa membahagiakan kehidupan rumah tangganya?
4. Percayalah Kepada Suamimu
Rasa cemburu merupakan bukti yang sangat kuat akan besarnya cinta dan kasih istri kepada suaminya. Sehingga rasa cemburu terkadang dibutuhkan untuk mengungkapkan isi hati istri kepada suaminya bahwa ia mencintai dan mengasihinya. Bahkan, sifat pencemburu merupakan hal yang lazim bagi wanita. Namun cemburu ada dua, sebagaimana yang disebutkan oleh Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam:
“ Ada diantara sifat cemburu ada yang dicintai dan ada pula yang dibenci oleh Allah. Adapun cemburu yang dicintai Allah adalah cemburu dalam keragu-raguan, sedangkan cemburu yang dibenci oleh Allah ialah cemburu tidak dalam keragu-raguan”3
Cemburu tidak boleh menghilangkan kepercayaan istri kepada suaminya dengan memastikan bahwa suaminya telah salah dan menyeleweng, misalnya si istri mengatakan: “ Mengapa kamu telat pulang?” atau “ Darimana saja tadi kamu pergi?” atau “ Berapa banyak wanita yang bekerja ditempat kerjamu?” Semua perkataan ini dan yang senada ialah cemburu yang tidak baik sebab didasari penetapan bahwa suaminya telah salah dan menyeleweng, bukan dibangun diatas kepercayaan atau sekadar duga-duga dan rasa ragu yang akan hilang dengan penjelasan dari suami.
 5. Jadilah Istri Yang Berakhlak Terpuji
Seorang suami yang shahih akan merasa bahagia dan terpenuhi kebutuhan asasinya bila beristrikan seorang wanita yang baik akhlaknya. Wanita yang buruk ialah wanita yang perkataannya selalu bermakna ancaman, ucapan dan suaranya kasar, tidak mau tahu kebaikan orang lain atasnya, dan suka mencari-cari keburukan orang lain. Selain itu, ia juga tidak mengasihi suami, sedikit rasa malunya, suka mencela, pemarah, rumahnya kotor, suka menunjuk dengan tangan dan jarinya, biasa berdusta, dan selalu meneteskan air mata buaya. Istri yang berakhlak terpuji tidak memiliki sifat-sifat tersebut. Bahkan, disaat ia sedang cemburu sekalipun, ia hanya akan menyebut kebaikan suami yang tidak bisa tidak harus membuatnya cemburu.Semoga dengan 5 hal in Anda, para istri , akan berbahagia bersama suami Anda. Wallahul Muwaffiq.

Catatan kaki:
  1. Hadits Hasan, lihat Shahihul Jami’ 2604 oleh Syaikh al-Albani 
  2. lihat dalam Shahih Muslim, Bab Dusta yang di Perbolehkan hadits no.1810 dan Bukhari no.2692 bunyi haditsnya adalah : “Saya tidak pernah mendengar Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam memberi kelonggaran berdusta kecuali dalam 3 hal: [1] Orang yang berbicara dengan maksud hendak mendamaikan, [2] orang yang berbicara bohong dalam peperangan dan [3] suami yang berbicara dengan istrinya serta istri yang berbicara dengan suaminya mengharapkan kebaikan dan keselamatan atau keharmonisan rumah tangga
  3. Hadits Hasan, riwayat Abu Dawud 2661 dan Nasai 2570, lihat Shahihul Jami’ 2221 oleh Syaikh al-Albani
sumber: http://medhol_agonize.or.id/archives/856-dengan-5-hal-ini-kau-akan-berbahagia-bersamaku-istriku%E2%80%A6%E2%80%A6/

Dimana Air Matamu ?

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak akan masuk neraka seseorang yang menangis karena merasa takut kepada Allah sampai susu [yang telah diperah] bisa masuk kembali ke tempat keluarnya.” (HR. Tirmidzi [1633]).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah pada hari ketika tidak ada naungan kecuali naungan-Nya; [1] seorang pemimpin yang adil, [2] seorang pemuda yang tumbuh dalam [ketaatan] beribadah kepada Allah ta’ala, [3] seorang lelaki yang hatinya bergantung di masjid, [4] dua orang yang saling mencintai karena Allah; mereka berkumpul dan berpisah karena-Nya, [5] seorang lelaki yang diajak oleh seorang perempuan kerkedudukan dan cantik [untuk berzina] akan tetapi dia mengatakan, ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allah’, [6] seorang yang bersedekah secara sembunyi-sumbunyi sampai-sampai tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya, dan [7] seorang yang mengingat Allah di kala sendirian sehingga kedua matanya mengalirkan air mata (menangis).” (HR. Bukhari [629] dan Muslim [1031]).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Ada dua buah mata yang tidak akan tersentuh api neraka; mata yang menangis karena merasa takut kepada Allah, dan mata yang berjaga-jaga di malam hari karena menjaga pertahanan kaum muslimin dalam [jihad] di jalan Allah.” (HR. Tirmidzi [1639], disahihkan Syaikh al-Albani dalam Sahih Sunan at-Tirmidzi [1338]).
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada yang lebih dicintai oleh Allah selain dua jenis tetesan air dan dua bekas [pada tubuh]; yaitu tetesan air mata karena perasaan takut kepada Allah, dan tetesan darah yang mengalir karena berjuang [berjihad] di jalan Allah. Adapun dua bekas itu adalah; bekas/luka pada tubuh yang terjadi akibat bertempur di jalan Allah dan bekas pada tubuh yang terjadi karena mengerjakan salah satu kewajiban yang diberikan oleh Allah.” (HR. Tirmidzi [1669] disahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Sahih Sunan at-Tirmidzi [1363])
Abdullah bin Umar radhiyallahu’anhuma mengatakan, “Sungguh, menangis karena takut kepada Allah itu jauh lebih aku sukai daripada berinfak uang seribu dinar!”.
Ka’ab bin al-Ahbar rahimahullah mengatakan, “Sesungguhnya mengalirnya air mataku sehingga membasahi kedua pipiku karena takut kepada Allah itu lebih aku sukai daripada aku berinfak emas yang besarnya seukuran tubuhku.”
Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhu mengatakan; suatu ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadaku, “Bacakanlah al-Qur’an kepadaku.” Maka kukatakan kepada beliau, “Wahai Rasulullah, apakah saya bacakan al-Qur’an kepada anda sementara al-Qur’an itu diturunkan kepada anda?”. Maka beliau menjawab, “Sesungguhnya aku senang mendengarnya dibaca oleh selain diriku.” Maka akupun mulai membacakan kepadanya surat an-Nisaa’. Sampai akhirnya ketika aku telah sampai ayat ini (yang artinya), “Lalu bagaimanakah ketika Kami datangkan saksi bagi setiap umat dan Kami jadikan engkau sebagai saksi atas mereka.” (QS. an-Nisaa’ : 40). Maka beliau berkata, “Cukup, sampai di sini saja.” Lalu aku pun menoleh kepada beliau dan ternyata kedua mata beliau mengalirkan air mata.” (HR. Bukhari [4763] dan Muslim [800]).
Dari Ubaidullah bin Umair rahimahullah, suatu saat dia pernah bertanya kepada Aisyah radhiyallahu’anha, “Kabarkanlah kepada kami tentang sesuatu yang pernah engkau lihat yang paling membuatmu kagum pada diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?”. Maka ‘Asiyah pun terdiam lalu mengatakan, “Pada suatu malam, beliau (nabi) berkata, ‘Wahai Aisyah, biarkanlah malam ini aku sendirian untuk beribadah kepada Rabbku.’ Maka aku katakan, ‘Demi Allah, sesungguhnya saya sangat senang dekat dengan anda. Namun saya juga merasa senang apa yang membuat anda senang.’ Aisyah menceritakan, ‘Kemudian beliau bangkit lalu bersuci dan kemudian mengerjakan shalat.’ Aisyah berkata, ‘Beliau terus menerus menangis sampai-sampai basahlah bagian depan pakaian beliau!’. Aisyah mengatakan, ‘Ketika beliau duduk [dalam shalat] maka beliau masih terus menangis sampai-sampai jenggotnya pun basah oleh air mata!’. Aisyah melanjutkan, ‘Kemudian beliau terus menangis sampai-sampai tanah [tempat beliau shalat] pun menjadi ikut basah [karena tetesan air mata]!”. Lalu datanglah Bilal untuk mengumandangkan adzan shalat (Subuh). Ketika dia melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menangis, Bilal pun berkata, ‘Wahai Rasulullah, anda menangis? Padahal Allah telah mengampuni dosa anda yang telah berlalu maupun yang akan datang?!’. Maka Nabi pun menjawab, ‘Apakah aku tidak ingin menjadi hamba yang pandai bersyukur?! Sesungguhnya tadi malam telah turun sebuah ayat kepadaku, sungguh celaka orang yang tidak membacanya dan tidak merenungi kandungannya! Yaitu ayat (yang artinya), “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi….dst sampai selesai” (QS. Ali Imran : 190).” (HR. Ibnu Hiban [2/386] dan selainnya. Disahihkan Syaikh al-Albani dalam Sahih at-Targhib [1468] dan ash-Shahihah [68]).
Mu’adz radhiyallahu’anhu pun suatu ketika pernah menangis tersedu-sedu. Kemudian ditanyakan kepadanya, “Apa yang membuatmu menangis?”. Maka beliau menjawab, “Karena Allah ‘azza wa jalla hanya mencabut dua jenis nyawa. Yang satu akan masuk surga dan satunya akan masuk ke dalam neraka. Sedangkan aku tidak tahu akan termasuk golongan manakah aku di antara kedua golongan itu?”.
al-Hasan al-Bashri rahimahullah pun pernah menangis, dan ditanyakan kepadanya, “Apa yang membuatmu menangis?”. Maka beliau menjawab, “Aku khawatir besok Allah akan melemparkan diriku ke dalam neraka dan tidak memperdulikanku lagi.”
Abu Musa al-Asya’ri radhiyallahu’anhu suatu ketika memberikan khutbah di Bashrah, dan di dalam khutbahnya dia bercerita tentang neraka. Maka beliau pun menangis sampai-sampai air matanya membasahi mimbar! Dan pada hari itu orang-orang (yang mendengarkan) pun menangis dengan tangisan yang amat dalam.
Abu Hurairah radhiyallahu’anhu menangis pada saat sakitnya [menjelang ajal]. Maka ditanyakan kepadanya, “Apa yang membuatmu menangis?!”. Maka beliau menjawab, “Aku bukan menangis gara-gara dunia kalian [yang akan kutinggalkan] ini. Namun, aku menangis karena jauhnya perjalanan yang akan aku lalui sedangkan bekalku teramat sedikit, sementara bisa jadi nanti sore aku harus mendaki jalan ke surga atau neraka, dan aku tidak tahu akan ke manakah digiring diriku nanti?”.
Suatu malam al-Hasan al-Bashri rahimahullah terbangun dari tidurnya lalu menangis sampai-sampai tangisannya membuat segenap penghuni rumah kaget dan terbangun. Maka mereka pun bertanya mengenai keadaan dirinya, dia menjawab, “Aku teringat akan sebuah dosaku, maka aku pun menangis.”
Saya [penyusun artikel] berkata: Kalau al-Hasan al-Bashri saja menangis sedemikian keras karena satu dosa yang diperbuatnya, lalu bagaimanakah lagi dengan orang yang mengingat bahwa jumlah dosanya tidak dapat lagi dihitung dengan jari tangan dan jari kaki? Laa haula wa laa quwwata illa billah! Alangkah jauhnya akhlak kita dibandingkan dengan akhlak para salafush shalih? Beginikah seorang salafi, wahai saudaraku? Tidakkah dosamu membuatmu menangis dan bertaubat kepada Rabbmu? “Apakah mereka tidak mau bertaubat kepada Allah dan meminta ampunan kepada-Nya? Sementara Allah Maha pengampun lagi Maha penyayang.” (lihat QS. al-Maa’idah : 74).
Aina nahnu min haa’ulaa’i? Aina nahnu min akhlagis salaf? Ya akhi, jadilah salafi sejati!
Disarikan dari al-Buka’ min Khas-yatillah, asbabuhu wa mawani’uhu wa thuruq tahshilihi, hal. 4-13 karya Abu Thariq Ihsan bin Muhammad bin ‘Ayish al-’Utaibi,

Rindu yang Terpenuhi

Alhamdulillah ya Allah…
Engkau telah memenuhi rindu hamba di saat matahari baru setinggi tombak..
Pagi ini menjadi terasa lebih hangat dan indah ya Allah
Terima kasih ya Allah..
Hamba tidak akan mensiasakan segala nikmat yang telah Kau berikan ya Allah… Amin.....

Selasa, 17 Agustus 2010

Sepatah kata Seulas Cinta

Sepatah kata Seulas Cinta
Rangkasbitung: 19 juni 2010
Moch.Madhi Al Husaen

Puisi ini sebagian tulisan yang dapat kukumpulkan dari Coretan-coretan yang merupakan luapan jiwa atas apa yang tak mampu kuungkapkan karena keterbatasan kemampuan lisan.

Tulisan ini mampu melegakan rongga dada. 
ketika pernapasan terasa begitu berat. sarat oleh segala yang menghimpit perasaan.
Tulisan ini mampu melapangkan dada. ketika kalbu terasa begitu penuh. sesak oleh sesuatu yang tak tercurahkan.
Tulisan ini mampu meluaskan pikiran. ketika otak dipenuhi segala wacana yang hanya dapat dipendam.
Tulisan ini juga dapat membasahi mulut. ketika lidah terasa kering, berusaha meneriakkan rangkaian kata meski tak satu pun terluncurkan.
Tulisan ini juga mampu mengatasi rasa letih di hati, ketika raga tak mampu lagi membantu menahankan.

Cukuplah ini menjadi sarana yang mewadahi luapan perasaan.
Mungkin dapat dimengerti bagi sebagian. mungkin juga tidak bagi yang lain.
Tak apa....
Aku tak kan kecewa...

CINTA

Cinta itu
Bagai nyamuk yang hinggap dimana ia suka
Kadang ditepuk hingga mati…

Bagai kentut yang keluar tanpa dapat dicegah
Kadang berbau mengemparkan…
Tapi ingat !!
Kadang juga tidak.!

Bagai rumus yang aturannya mungkin mudah diingat
Tapi sulit diterapkan
Karena antara X dan Y
Terdapat faktor-faktor lain yang bergelimpangan

Bagai kue yang disantap untuk diambil sarinya. -buat kehidupan...
Tapi juga sering disantap
Tidak untuk apa-apa. kecuali kenyang
Bagai air. setelah melancarkan kegiatan di dalam tubuh.
Lalu menguap dan terlupakan...

Itulah cinta manusia
Kadang pantas untuk dikenang
Kadang ada baiknya dilupakan...


LEWAT MATA MU

Lewat matamu
Aku bangkit
Dari ketakutan-ketakutan
Entah siapa yang menciptakan

Lewat matamu
Aku jatuh
Dalam ketakutan-ketakutan
Yang ku tau itu kuciptakan.

SUATU HARI

Suatu hari…Aku pernah tuturkan pada diri
Jangan jatuh pada sesuatu yang pernah menjatuhkan.!!
Suatu hari Kau berdiri tegak
Dalam sinar matamu Tanpa kusadari aku tercampak Ke sesuatu yang ingin kuhindari.!!

Dicermin.-yang selalu kutatap setiap hari
Kulihat sesuatu Kucampakkan.!!
Namun sinarnya semakin liar
Memercik dan berpijar…Dimataku
Kulihat cermin itu Dicermin itu…Ada matamu.!!

ADA SESUATU DI MATAMU

ADA SESUATU DI MATAMU
MUNGKIN SEPERCIK API, SEMILIR ANGIN, SEBERKAS EMBUN, SETETES AIR, SEBUAH SAYANG, SEDAHSYAT BADAI, SELEMBUT KASIH, SEDALAM SAMUDRA, SELUAS ANGKASA,..
TERASA..TAK TERKATA....

ADA SESUATU DI MATAMU
BERMAKNA DALAM DAN TAK TERHINGGA
MUNGKIN JUGA TAK BERARTI APA-APA..
HANYA AKU YANG GEDE RASA.....

ADA SESUATU DI MATAMU
MEMBUATKU NELANGSA. MERASA BERKHIANAT KARENA MAMPU MENGGESER DIRINYA
MERASA BERSEMANGAT SEKALIGUS TAK BERDAYA
MERASA MUDA SEKALIGUS LETIH DAN TUA

ADA SESUATU DI MATAMU
TERPANCAR SAAT PERTAMA AKU MENATAPMU
ADAKAH SESUATU JUGA KAU TANGKAP DI MATAKU
TERPANCAR SAAT PERTAMA KAU MENATAPKU?

MATA (AINUN)

Mata....
adalah buku yang terbuka tentang diri kita.
Pada mata. terlihat gembira atau luka. bahagia atau hampa.
Dari mata tergambar patah hati atau justru sedang jatuh cinta.
Segala emosi bergejolak tampak jelas di mata. meski kita sembunyikan sekalipun.
Segalanya muncul di pusaran mata meski ditekan sekalipun.
.
Semuanya terungkap lewat mata meski disimpan sekalipun.
Semuanya terbaca. meski dalam jarak bermeter-meter sekalipun.

ANDAI

Andai...
Waktu dapat surut ke belakang
Ke tempat manakah aku ingin menuju?
Ke laut manakah perahu akan melaju?

Andai...
Waktu dapat menengok ke depan
Ke wilayah manakah aku ingin berpaling?
Ke daerah manakah kuingin berkunjung?

Subhanallah...
Maha Suci Engkau yang mengetahui segalanya
Segala yang tertinggal di belakang dan menjelang di depanku
Segala yang telah dan belum di hadapanku
Ampuni aku...ya Rabb...
Dalam galau segala kupertanyakan
Dalam tanya segala kunyatakan
Dalam airmata segala kutumpahkan
Sedih...
Duka...
Haru...
Biru...
Kenangan...pengharapan...
Segala yang terlepas dan ingin ku jangkau...
Segala yang mesti dibuang dan ingin digenggam........

TENTANG CINTA

Apa yang kita ketahui tentang cinta?
Apakah sesuatu yang membelenggu saat kita ingin bebas?
Ataukah sesuatu yang tak bertali. tak berpenghubung. lepas. tak tersambung. saat kita ingin terikat?
Apakah berbentuk kemarahan. kekesalan. kebencian. dendam.
Saat kita merasa terluka?
Atau bisa jadi suatu kerinduan. kasmaran. pengharapan.
Saat kita mendamba?
Mungkin salah satu diantaranya
Mungkin juga tidak satupun darinya...

Apa yang kita ketahui tentang cinta?
Kenangan masa lalu yang terus memburu meski ingin dibuang? Atau juga bongkahan-bongkahan harapan yang sulit disatukan

Pernahkah kalian mencinta? Dengan sangat
Ketika aroma luka menyeruak.Ketika kenangan membanjir saat yang dicinta sudah tak hadir
Ketika yang diingin tak dapat disanding dan yang dibutuh hanya bisa dirasakan dari jauh...

TERASA TAK TERKATA

Betulkah yang kutangkap di matamu adalah cinta? Kilatannya tampak sekilas Tapi pendarannya berbulan-bulan Betulkah yang kau tangkap dimataku adalah juga cinta?
Sinarnya tampak seberkas Tapi warnanya berjuta-juta Betulkah kita saling cinta?
Terasa tak terkata
Dan hanya terpendam dalam dada....

TAK TERPAHAMI

Siapakah yang memanah rasa itu ?
Pada saat yang bersamaan Dalam ketertegunan
Siapakah yang menanam rindu itu ?
Benihnya terus bertahan berbulan-bulan

Mengapa terus terpelihara rasa itu
Meski kita hanya sekilas bersua
Setelah sekian lama tak berjumpa
Walau tak ada rangkaian kata
yang mengalir lewat sapa
Terus berusaha kupahami
Sampai kini tetap tak ku mengerti...

MAAFKAN AKU

Maafkan aku Adinda
Telah menyelipkan sebuah ruang untuknya
Tanpa sempat ku cegah
Tak pernah ku berencana
Semua terjadi begitu saja
Tak terduga...

Maafkan aku Adinda
Tak mampu membuang sebuah rasa
Yang tadinya kuharap tak pernah ada
dan kupikir hanya singgah sementara...

Maafkan aku Adinda
Mungkinkah semua ini rencana-Nya?
Adakah hikmah dibalik ini semua?

UNTUK PERMATA HATIKU

Apakah kalian tau permata hatiku?
Aku menyimpan asaku
Berharap menjadikannya tempat berbagi resahku

Mana yang harus ku turut permataku?
Mengenang manisnya kenangan masa lalu?
Ataukah menggenggamkan harapan pada angin lalu?

SEBUAH SURAT

Teruntuk : Calon isteriku

Jika boleh tanpa perlu basa-basi. Jika aku mampu mengungkapkannya tanpa merasa ragu atau malu. Jika tak ada budaya wanita harus mampu menunggu dan pria lah yang harus bertindak pertama, Jika aku bukan seorang yang seperti ini, dan tidak boleh tak tau diri…tahukah engkau, apa yang ingin kutanyakan, juga yang hendak kunyatakan?

Jika boleh kumulai sekarang. Jika engkau tak keberatan. Aku ingin bertanya apa yang kulihat dalam sinar matamu ? Sesuatu yang belum pernah kulihat sebelumnya dalam sinar mata siapapun selain dalam sinar mata almarhum dia?
Apa yang dapat kuartikan dari riak dimatamu, yang mendebur keras berusaha menyentuh bibir pantai di hatiku?
Apa yang dapat kumaknai dari getaran aneh yang kau kirimkan, yang menyentak keras menyengat tepat di pusat jantungku?
Apa yang dapat kumengerti dari kedalaman telaga dalam matamu yang memerangkapku dengan teganya?

Jika kau bersedia mendengarkan. Jika ini tak sia-sia kuucapkan. Aku pun ingin menyatakan, apa yang kau tangkap dimataku pun benar adanya. Sebenarnya aku tak ingin ini terjadi, tak kuharap seperti ini. Tapi itu telah terjadi, tak mampu ku redam, tak bisa ku buang. Tak bisa ku berbuat apa.
Aku juga ingin menyatakan, kuberharap sangat sekaligus tak berangan apa-apa. Aku ingin bergerak maju, sekaligus tak mau kemana-mana. Aku ingin tapi aku tau itu tak mungkin.

Aaah... Tak tau lah aku harus bagaimana. Ku jalani saja garis hidupku, takdir yang diperuntukkan bagiku, rencana yang tertulis di bukuku...
Dan semoga Penantian mu & Usahaku Berakhir dengan kebahagiaan kita bersama........


SETENGAH KHAYAL SETENGAH KENYATAAN

PERNAH INGIN KU MENGHUBUNGIMU TUK MENYATAKAN RASA
HASRAT YANG ADA SEAKAN MAMPU MEMUPUS RASA MALU
KEPERCAYAAN DIRI TIBA-TIBA MUNCUL DAN MENGUASAI
TERNYATA SENJATA KEBERANIAN ADA DALAM GENGGAMANKU

SAAT YANG SAMA AKU TAKUT TERSAMBUNG DENGANMU
HATI KECIL MENERIAKKAN SIAPA DIRIKU
KETIDAKMUNGKINAN ITU MERAJA DI PIKIRAN
TERNYATA KELEMAHAN HATI TERUS MENJADI BAYANGAN

DAN AKHIRNYA SEMUA TERASA ADA SEKALIGUS TIADA
BEGITU JAUH TAPI JUGA BEGITU DEKATNYA
TAK ADA DI PANDANGAN TAPI LEKAT DI PIKIRAN
SETENGAH KHAYAL SETENGAH KENYATAAN

HIDUP

Hidup adalah petualangan panjang. Berhiaskan begitu banyak kejadian yang menyenangkan. Menaburkan berjuta harapan dan keinginan. Melambungkan hati di sekian banyak waktu dan kesempatan.
Membuat wajah merona karena besarnya kegairahan. Senyum tersungging dan ditebar bagi setiap orang. Hati bergetar-getar merambah seluruh jiwa dan perasaan.
Ya... hidup diisi oleh begitu banyak keceriaan dan kebahagiaan.

Namun sebagaimana kehidupan diciptakan dalam keseimbangan. Hidup tak hanya diisi oleh cerita kebahagiaan. Hidup juga diwarnai oleh begitu banyak kesedihan. Menghamburkan berjuta tetes airmata dalam berbagai kesempatan. Berlukiskan sekian banyak aroma kepedihan. Membuat hati luluh lantak karena dalamnya keperihan. Bagai keharuman tak bertuan. merana dan terlupakan. Menjadikan segala semangat lemah dan hancur berantakan. Menghempaskan segala asa ke terjalnya kedalaman dan keterpurukan. Menghembuskan napas sesak dan dada terhimpit beribu sesalan.
Ah... hidup juga diisi oleh begitu banyak airmata dan kepedihan.

Aaaach...
Terkadang aku merasa melambung di angkasa
Ada kalanya seolah terkapar di dasar samudra
Berpusing-pusing berputar-putar
Terkadang merasa cukup percaya diri
Di lain waktu merasa malu hati

Dimanakah tepatnya aku ini?
Mencoba berpegang di sana,
berupaya bersandar di sini
Semua begitu membingungkan
Dan aku hanya mampu berdiri
dan menatap dalam keraguan.......

Apakah

Apakah ini sepenggal harapan dari asa yang terbuang
Setitik sinar dari secercah pancaran kunang-kunang
Apakah ini hanya sebuah cinta tak bertuan
Sebait puisi tak bertulisan
Sebuah cerita tanpa pernah dibukukan


DAN APAKAH INI

Aku berniat menyerah?
Setengah dari logikaku menyatakan Ya, setengah perasaanku menyatakan Tidak.
Berhari-hari kutimbang-timbang Ya dan Tidak, Tidak dan Ya....
Cenderung ke yang satu, cenderung ke yang lain
Dan aku terus terombang-ambing....

Apakah aku siap kalah?
Kalah dari sesuatu yang samar
Menangpun atas sesuatu yang tak jelas
Aku terus menerus berpikir ulang
Terus menerus memulai dari awal
Terus menerus mengulang dari nol....


BETAPA

Tanpa sua, betapa rindu membuncah di dada
Pandanganmu memberikan pengharapan
Yang seringkali timbul tenggelam seiring ketidakpastian

Tanpa sua, betapa kuingin melupakan segalanya
Tak ada yang bisa kugenggam dengan nyata
Seumpama asa dalam impian semata.

PERAGU SEJATI

Aku akan sangat malu jika salah mengerti
Tentu juga akan sangat bersedih jika nanti kusesali
Tapi maju aku takut, mundur ku tak berani
Ternyata aku peragu sejati

Terikat kenangan, terpikat pengharapan
Diburu keindahan masa lalu, dihadang ketidakpastian masa depan
Setengah jiwaku terengah-engah di muka
Setengah lagi tertinggal di belakang
Maju berat, mundur tak dapat
Aku jalan di tempat.......


SUBHANALLAH CINTA.......

Cinta betul-betul luar biasa
Membuat manusia menjadi tak seperti biasa
Cinta mengubah manusia menjadi sedemikian bodohnya
Meski memahami bahasa dan sastra tapi ternyata tak mampu merangkai kata
Meski sangat pandai bermain logika, tapi nyatanya terbelenggu oleh emosi dan rasa
Berprinsip ekonomi tapi menghamburkan uang, waktu, dan tenaga untuk hal-hal yang sederhana

Cinta mampu membolakbalik kemampuan manusia
Tak tau nada tapi mampu mendendangkan asmara
Menjadikan yang selalu bisu menjadi banyak bicara
Dan yang selalu lincah berubah jadi gagu
Mengubah ulat menjadi kupu-kupu

Cinta juga membuat buta, tak mampu memilah warna-warna Tak bisa membedakan mana khayal mana nyata
Cinta membuat mati rasa
Panas atau dingin semua bisa sama saja
Yang manis jadi tak berasa, yang hambar menjadi penuh cita rasa

Cinta membuat kanak-kanak menjadi cepat dewasa
Membuat yang renta menjadi sedemikian muda dan penuh gaya Cinta membuat bunga mekar sebelum waktunya, Membuat bulan menjadi bulat bundar sebelum saatnya purnama, Subhanallah Cinta benar-benar luar biasa..........


Senin, 16 Agustus 2010

Sifat Wanita Yang Diminati Lelaki....

Wanita Solehah Perhiasan Dunia. Inilah salah satu persediaan untuk insan yang bernama wanita untuk menjadi seseorang yang disukai oleh suami. Banyak lelaki yg terpikat pada wanita yang bersikap keibuan, lembut, mengambil berat dan penuh kasih sayang. Wajah yang keibuan mampu membuat lelaki berasa tenteram ketika sedang stress, cemas dan gelisah dan senang hati ketika mahu bermanja. Jangan tunggu sampai melahirkan anak baru nak tonjolkan sikap keibuan. Setiap wanita ada potensi keibuan dalam diri masing-masing.

1. Keanak-anakkan
Dalam batas yang wajar, sifat keanak-anakan seorang wanita menjadi daya tarikan di mata lelaki. Mereka berasa terhibur dengan keletah anda. Tetapi tentulah bukan sifat keanak-anakkan yang melampau dan menyakitkan hati tetapi sikap keanak-anakan yang menyenangkan. Misalnya, kemanjaan wanita yang membangkitkan naluri kebapaan dan kelakian lelaki. Wanita ceria membuat lelaki lebih berghairah.

2. Penuh Pengertian
Sikap pengertian wanita membuat lelaki berasa dihargai dan diterima seadanya. Sikap ini tercermin dari perasaan mudah memaafkan, memilih waktu yang tepat untuk berbincang masalah dan sebagainya. Contohnya ketika lelaki melakukan kesilapan, wanita yang berpengertian tidak terus mengeluarkan kata-kata yang kasar atau menuduh bukan2 sebaliknya cuba mengerti duduk persoalannya.

3. Menghargai
Wanita yang menghargai lelaki adalah wanita idaman lelaki. Berbeza dengan wanita yang suka diperlakukan dengan lembut, lelaki suka dihargai, dipuji dengan tulus ikhlas dan diberi kepercayaan. Penghargaan dari wanita membuat lelaki berasa bangga.

4. Menjaga Penampilan
Lelaki menyukai wanita yang pandai menjaga penampilannya agar sentiasa kelihatan cantik, bersih, kemas dan menarik. Penampilan yang baik menunjukkan wanita tersebut menghargai dirinya. Dia akan murah senyuman, pandai merawat tubuhnya, meningkatkan kualiti hidupnya dan memberi yang terbaik kepada dirinya. Dia suka dan bersyukur dengan dirinya dan secara tidak langsung memancarkan pesona yg menyebabkan elaki juga menyukainya. Apabila sudah berumahtangga, wanita tersebut terus menjaga penampilan dirinya dan kesihatan tubuh badan walau sudah beranak-pinak. Siapa yang tidak suka isteri yang masih kelihatan cantik dan ramping walau dah punya anak 3??

5. Pandai berbicara
Lelaki tertarik dengan wanita yang pandai berkomunikasi dan boleh diajak berbual. Walau topik perbualan yang disukai lelaki berbeza dengan topik kegemaran wanita, wanita tersebut dapat mengimbanginya. Dia bukan sekadar teman berbual yang pasif, tetapi dapat memberi respon dan pendapat yang baik. Dia juga tahu menjadi pendengar yang baik, serta mengalihkan topik yang agak serius kepada perbualan yang lebih menarik. Lelaki juga suka dengan wanita yang suka bergurau dan pandai berjenaka serta boleh menerima jenaka lelaki dengan baik dan berfikiran terbuka.

6. Pandai Bergaul dan Menyesuaikan Diri
Wanita yang pandai bergaul dan menyesuaikan diri mempunyai nilai lebih di mata lelaki. Wanita tersebut tahu menghadapi orang yang lebih tua dan cara berhadapan dengan orang yang lebih muda. Apabila berhadapan dengan suasana yang baru, wanita tersebut tidak gentar malah cepat menyesuaikan diri. Dia mudah di ajak ke mana saja dan tidak kekok samada di bandar atau di kampung.

7. Menghormati Diri Sendiri
Lelaki suka dengan wanita yang menghormati dirinya sendiri sebagai seorang wanita, bersikap sopan dan mempunyai etika. Wanita yang menghormati dirinya sendiri mempunyai keyakinan dan tahu apa yg baik dan buruk diperlakukan oleh seorang lelaki terhadap dirinya. Jadi dia tahu apa yg dia inginkan dan mahu elakkan serta menjaga maruah dirinya. Dia tidak akan merendah-rendahkan dirinya dan tidak akan membiarkan lelaki memperlakukan dirinya sesuka hati.

8. Simpati dan prihatin
Lelaki suka wanita yang murah hati, mengambil berat, simpati pada nasib yg susah, sayangkan kanak-kanak dan tidak memilih bulu. Kebaikan yang wajar dan spontan mencerminkan hati yang mulia. Ada kecantikan dalaman pada dirinya yang memancar keluar dengan indah & mempesona.

"Janganlah mengharapkan isteri semulia Fatimah Az-Zahra, andainya dirimu tidak sehebat Saidina Ali Karamallahuwahah"

p/s: Indahnya wanita bukanlah pada kecantikan, harta ataupun darjatnya, tetapi pada akhlak serta budi pekerti yang mulia ;)

Cinta yang haqiqi

Cinta adalah ungkapan perasaan yang sangat dalam, cinta yang ada pada sisi manusia mempunyai ribuan arti dan maksud yang berbeda, akan tetapi cinta yang sejati adalah cinta yang dilandasi dengan keihlasan, dihiasi dengan kejujuran, dan hanya mencari keridhoanNya.........