Selasa, 03 Agustus 2010

Permataku...

Di malam yang dingin aku duduk menatap bintang.
Untuk, bintangku yang sedang bersinar.

Bismillahirrahmanirrahiim.

Adinda, apa kabar kau disana? Aku selalu merindukanmu
Maaf, jika yang ku janjikan tak sesuai dengan yang kau harapkan.
Aku akan terus berusaha untuk bisa
Kembali Memelukmu.
Dan nanti kita akan segera bertemu. Aku yakin itu. InsyaAllah.
Kuakhiri suratku dengan sebuah puisi untukmu.

“Permataku” Detak langkah Derai tawa Menyelinap lalu menyeruak Memutar lalu mengingat
Hidupku terpaut dicintamu
Bahagiaku terukir dibahagiamu Jerihmu menoreh banggaku
Lelahmu Menggambarkan Dukaku

Permataku maafkan diri ini menyakitimu
Putih diantara hitamku, Tawa diantara tangisku, tegarku diantara lemahkujuangmu Permataku Biarkan cintaku meraih hatimu

Izinkan banggaku menoreh banggamu
Jiwamu mulia untukku Jiwamu hidupku, Permataku Lepaskanlah penatmu Dan peluklah hatimu
Apalah artinya hidup ini tanpa cinta.
Cinta yang akan mengalahkan keangkuhan manusia

Permataku Penantian itu ada ujungnya Teruslah Menanti untuk sebuah impian kita yang sempat tertunda
Karena Dengan sisa semangat ku
Aku mencoba terus membangun optimisme dalam diri.
Ini akan selesai
karena aku akan terus berusaha untuk segera kembali Memeluk mu
Salam cinta tulus dari calon suamimu. Doaku bersamamu.


“Fainna ma’al ‘usri yusraan-Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”……………

Tidak ada komentar:

Posting Komentar